Soe, Vox NTT-Wilayah Kabupaten Timor Tengah Selatan (TTS), menyajikan surga bagi pecinta wisata alam. Udara dingin yang khas dengan beberapa dataran tinggginya menghadirkan sensasi dan eksotisme tersendiri.
Bila pengunjung datang dari arah Kupang dan mulai memasuki Kota SoE, di Kilometer 5 (Dihitung dari arah Kota SoE ke wilayah Kupang) hawa sejuk dan dingin mulai terasa. Dinginnya sedikit bahkan menggigit kulit. Demikian ciri khas Soe yang juga dikenal dengan sebutan Kota Dingin.
Apalagi di bulan Juni, kesan panas sepanjang perjalanan dari Kupang mulai berganti tatkala mulai memasuki Kota ini.
Di musim dingin, seperti sekarang ini, kabut bisa menutupi jalanan hingga membuat jarak pandang hanya sejauh tiga sampai empat meter.
Dalam beberapa hari bahkan satu hingga dua minggu menjadi hari-hari yang begitu susahnya melihat matahari. Dinginnya berkisar 18 hingga 23 derajat celsius.
Sensasi kabut di musim dingin yang oleh masyarakat menyebutnya sebagai ‘Manik Tuin Sufa‘ (Musim Turis Berbunga), membuat kota ini berbeda dengan lima ibu kota kabupaten lainnya di wilayah daratan Pulau Timor.
Letaknya yang strategis; berada di tengah-tengah lima kabupaten di Pulau Timor yakni sebelah barat Kota Kupang, Kabupaten Kupang dan bagian Timur, TTU, Belu, Malaka cukup menjadi magnet bagi wisatawan di musim dingin.
Di beberapa lokasi seperti Kantor Bupati TTS dan Kantor DPRD TTS di Jalan Piet A Tallo, Kelurahan Karang Siri, Anda bisa merasakan sensasi kabut bercampur dingin yang melingkupi tubuh.
Dari ketinggian ini juga pengunjung bisa menyaksikan kabut yang melingkupi wilayah Kota Soe. Bila petang, tampak hanya pijaran lampu yang sedikit menembus kabut.
Kantor Bupati dan Kantor DPRD TTS yang arsitekturnya berbentuk rumah bulat ala orang TTS menjadi salah satu spot menarik bagi para pecinta photography.
Romantisme Hutan Pinus
Bila hendak menjelajah wilayah Mollo maka wisatawan akan disuguhi berbagaiĀ atraksi alam yang memukau.
Salah satunya adalah pemandangan hutan pinus sepanjang daerah To’menas di Mollo Utara. Jaraknya tak begitu jauh dari Kapan, ibu kota Kecamatan Mollo Utara. Pemandangan ini dapat disaksikan oleh wisatawan yang hendak menjelajah wilayah Gunung Mutis, Kecamatan Fatumnasi.
Menariknya, bila perjalanan dilakukan hari kamis yang adalah pasar mingguan Kapan, sepanjang jalan pengunjung bisa menjumpai beberapa warga masih menggunakan moda transportasi tradisional yaitu kuda. Seperti yang biasa dilakukan om Ba’u, salah seorang warga Desa Tunua yang memilih ke Pasar dengan menunggang seekor kuda.
Memasuki daerah To’menas, wisatawan berada di tengah rimbunnya hutan pinus. Jejeran yang berbaris rapi sepanjang sisi kiri dan kanan jalan.
Bukan hanya itu, di antara deretan pinus menghampar savana hijau. Beberapa ekor kuda yang dilepas liar sedang asyiknya merumput. Ringkiknya menambah romantisme di hutan pinus.
Desau angin, ditingkahi ‘nyanyian’ pinus. Bentangan savana dan ringkikan kuda melengkapi petualangan wisata Anda menuju Gunung Mutis, gunung tertinggi di Pulau Timor. Selamat Mencoba.
Penulis: L. Ulan
Editor: Irvan K