Betun, Vox NTT-Presiden Republik Indonesia, Ir. Joko Widodo, kemarin (02/03/2020) secara resmi mengumumkan dua orang warga negara Indonesia yang positif corona.
Hal inipun menjadi perbincangan serius di media sosial (medsos). Mulai dari mendoakan kesembuhan pasien hingga curahan ketakutan.
Sementara, hari ini, Selasa (03/03/2020) di NTT masyarakat diresahkan dengan adanya kabar yang belum dipastikan kebenarannya, tentang adanya pasien terindikasi covid-19 di RSUD WZ Prof. Dr. WZ Johannes Kupang yang kemudian viral di medsos.
Menanggapi hal itu, Bupati Malaka, dr. Stefanus Bria Seran mengimbau kepada masyarakatnya agar tidak mudah tertipu dengan berita atau informasi palsu yang kebenarannya diragukan alias Hoax.
Namun sebagai langkah antisipatif, mantan Kadis Kesehatan Provinsi NTT itu menyampaikan agar tetap waspada.
Ia juga menegaskan agar masyarakat menjaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar.
“Jaga kebersihan diri, keluarga, lingkungan dengan menerapkan pola hidup bersih dan Sehat. Bila sakit flu disertai dengan batuk dan demam segera memeriksakan diri ke fasilitas kesehatan serta berusaha untuk tidak berada di banyak orang seperti pasar, pesta dan lain-lain,” imbau SBS.
“Beristirahat dan makan yang teratur serta banyak minum air putih. Hindari bila bertemu keluarga atau teman untuk tidak berciuman, tidak berjabat tangan, cukup beri salam saja dengan gerakan tangan atau gerakan badan saja,” lanjut Bupati Malaka kepada VoxNtt.com lewat pesan WhatsApp, Selasa (03/03/2020) malam.
Baca Juga: Corona Kian Meresahkan Warga, Wagub NTT: Corona Ini Kan Flu Biasa
Kendati demikian, Ia menekankan agar masyarakat tidak perlu panik dan harus tetap beraktivitas seperti biasa.
Dia juga menyarankan agar setiap informasi disaring terlebih dahulu sebelum disharing, sehingga masyarakat tidak menjadi penyebar ataupun terpengaruh hoax.
“Masyarakat tidak perlu panik dan terpengaruh dengan berita hoax yang meresahkan. Selalu Cuci tangan sebelum dan sesudah makan. Kepada masyarakat agar lakukan aktivitas seperti biasa tanpa ada ketakutan berlebihan yang mempengaruhi dinamika kehidupan sehari-hari,” imbuhnya.
Kepada media ini, bupati yang akrab dengan sapaan SBS ini juga memberitahukan bahwa di wilayah perbatasan dengan Timor Leste sudah ada prosedur yang ditetapkan untuk memeriksa para pelintas batas, baik dari Indonesia ke luar maupun dari luar ke Indonesia.
“Sedangkan di daerah perbatasan sudah ada prosedur tetap yang harus dilakukan oleh petugas Kesehatan bagi pelintas negara, baik itu masuk ke Negara Kesatuan Republik Indonesia, maupun keluar dari Indonesia,” ujarnya.
Penulis: Frido Umrisu Raebesi
Editor: Boni J