Ruteng, Vox NTT- Partai Gerindra resmi mengusung pasangan Herybertus G.L Nabit dan Heribertus Ngabut (Hery-Heri) dalam Pilkada Manggarai 2020.
Meski begitu, Wakil Ketua DPC Gerindra Kabupaten Manggarai Adrianus Suardi memilih jalan lain. Ia telah bergabung dengan tim pemenangan pasangan Deno Kamelus dan Victor Madur (Deno-Madur).
Adrianus yang pernah menjadi bakal calon Bupati Manggarai itu mengaku keputusannya untuk bergabung dengan Deno-Madur dilakukan secara sadar dan penuh pertimbangan.
Adrianus sadar bahwa pilihannya itu berbenturan dengan Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Gerindra. Meski begitu, ia mengaku siap menerima segala risiko di balik pilihan politiknya.
“Untuk saya, saya siap menerima risiko apapun. Sebab ini adalah pilihan politik saya untuk Pilkada 9 Desember 2020, tidak bisa diganggu gugat oleh siapapun,” ujar Adrianus kepada VoxNtt.com di Ruteng, Rabu (09/09/2020).
Ia pun mengungkapkan salah satu alasannya merapat ke paket Deno-Madur karena pertimbangan hati nurani.
Alasan lain yang mendorong Adrianus mendukung pasangan incumbent itu setelah melihat pencapaian kinerja Pemkab Manggarai selama hampir lima tahun belakangan ini.
Menurutnya, Pemda Manggarai di bawah kepemimpinan Deno-Madur telah banyak melakukan perubahan pada berbagai aspek pembangunan.
“Banyak pembuktian ya. Seperti pembangunan bidang kesehatan, pustu, terus puskesmas di mana-mana termasuk air bersih. Kedua, jalan raya sampai ke desa-desa. Di mana-mana sekolah juga sudah dibangun sampai di pelosok-pelosok,” tegasnya.
Pemkab Manggarai juga, lanjut dia, telah berhasil mengantar Manggarai keluar dari predikat sebagai daerah tertinggal. Tidak hanya itu, Pemkab Manggarai pun telah berhasil meraih opini Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dari BPK RI.
Mantan Anggota DPRD Manggarai itu kemudian mengapresiasi pemerintahan Deno-Madur yang berhasil mengantar Kabupaten Manggarai keluar dari status sebagai daerah tertinggal dan telah memeroleh opini WTP dari BPK RI.
“Kita harus acungkan jempol kepada Pemerintah Kabupaten Manggarai ya,” tandasnya.
Kerusakan Jalan dan Kota Terkotor
Adrianus mengaku memang banyak sorotan terkait kerusakan jalan di Kabupaten Manggarai. Kemudian Ruteng pernah dinobatkan menjadi kota kecil terkotor versi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI periode 2017/2018.
Terkait kerusakan jalan, menurut Adrianus tidak seharusnya menyalahkan pemerintah. Sebab, pemerintah sudah membangun jalan raya hingga ke kampung-kampung di Manggarai.
Kerusakan jalan, kata dia, salah satunya disebabkan oleh curah hujan yang tinggi di Manggarai. Selain itu, disebab mobilisasi kendaraan yang sangat tinggi.
Selanjutnya terkait predikat Ruteng sebagai kota kecil terkotor di Indonesia, ia kembali mengingatkan bahwa tidak sepenuhnya menjadi kesalahan pemerintah.
Selama ini, lanjut Adrianus, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan masih minim.
Menurutnya, Pemkab Manggarai sudah mengalokasikan anggaran untuk kebersihan kota. Namun upaya itu tidak berbanding lurus dengan kesadaran masyarakat Manggarai tentang kebersihan.
“Banyak masyarakat kita tidak memahami kebersihan ya. Dengan membuang sampah di sembarang tempat, terus yang disalahkan adalah pemerintah,” ujar Adrianus.
Oleh karena itu, Adrianus berharap kepada masyarakat Manggarai agar bersama-sama menjaga kebersihan, sehingga Kota Ruteng tetap menjadi Kota Molas (Cantik).
Pemerintah juga, kata dia, sudah intens membersihkan Kota Ruteng sehingga kini terlihat bersih. Pasukan kuning dari DLHD sudah bekerja ekstra untuk membersihkan Kota Ruteng.
“Ini yang saya tidak tahu dalam tata kehidupan kita ini, karena kita menyalahkan orang lain. Memang pemerintah wajib hukumnya menjaga kebersihan, ya. Tetapi pemerintah juga mengharapkan masyarakat untuk jaga kebersihan,” katanya.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba