Kupang, Vox NTT- Sebuah Simposium internasional akan digelar di Universitas Katolik Widya Mandira (Unwira) Kupang pada 23 hingga 24 Juni 2022.
Kegiatan yang menghadirkan puluhan peneliti dari seluruh dunia itu digelar dengan tema Christian Mission In The Post Modern And Post Truth Society.
Direktur Institut Kebudayaan India Prof. Dr. Sebastian M. Michael, Rabu (22/06/2022) siang, mengatakan, kegiatan ini akan jauh berbicara tentang misi Kristen di era pos modern.
“Di Papua Nugini kami pernah melakukan riset terkait sihir. Tantangan yang kini dihadapi adalah era pos modern. Perubahan perubahan yang terjadi bisa dipahami oleh masyarakat. Era modern ini segala sesuatu harus dijelaskan secara rasional,” kata Sebastian.
“Sangat senang bisa melaksanakan simposium di Unika Kupang,” sambungnya.
Sementara itu, Dr. Stanis T. Lazar SVD sekretaris Misi SVD Roma, mengatakan simposium ini berkonsentrasi dalam bidang pendidikan, penelitian dan menulis. Dan, hal ini menjawab berbagai kebutuhan masyarakat.
“Kami memiliki fokus di seluruh dunia terlebih di Asia Pasifik pertama kali konferensi di Jepang. Hari ini kami di Kupang dalam konferensi yang ke 6. Indonesia menjadi perhatian khusus karena mengirim misionaris paling banyak ke Eropa,” katanya.
Dalam simposium ini, kata dia, segala hal berkaitan dengan keberagaman, sosial politik dan budaya juga akan didiskusikan.
Dr. Jose K. Jacob SVD Koordinator ASPAC MER dan Direktur Of Sanskriti-NEI Of Cultural Research Guwahati India mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah menggabungkan para peneliti senior dan junior lalu membahas soal budaya dan perbedaan.
“Kita harus mengerti tengah komunitas, tentang perbedaan dan budaya. Ingin menunjukkan perbedaan dan persamaan kebudayaan. Menggabungkan peneliti senior dan pemula. Dan juga mempertemukan orang orang dari latar belakang disiplin ilmu,” katanya.
Dalam kesempatan yang sama, Rektor Unwira Kupang, Dr. Philipus Tule SVD menegaskan, misi Kristen itu adalah tugas panggilan semua anggota gereja.
“Pengertian misi zaman dulu ada misionaris ke dunia ketiga. Zaman ini ada dari Asia mengirim misionaris ke Eropa. Ini ada pola pikir kekhasan dengan membawa kekhasan Asia ke eropa,” ujar dia.
Menurutnya, misionaris yang dikirim dari Asia datang dari Indonesia yang mayoritas Muslim terbesar di dunia dan India yang mayoritas Hindu terbesar di dunia.
“Tujuan utama Simposium adalah menghimpun peneliti SVD dan para dosen dan mahasiswa senior. Diharapkan publikasi nanti ada versi bahasa indonesia,” katanya.
Sebagai tuan rumah, Unwira Kupang, demikian Pater Philipus, persiapan Simposium dilakukan selama dua tahun. Karena Covid ditunda tapi meski dilakukan sekarang 24 peserta offline dan 26 dari peneliti lokal.
“Kita bersyukur kita bisa siapkan fasilitas dan sarana serta ruangan yang bagus. Simposium ini membawa pengalaman peneliti peneliti senior. Unika juga berencana membuka Prodi baru yakni antropolog,” tandasnya.
Penulis: Ronis Natom
Editor: Ardy Abba