Tuhan I (dan dua belas dosa)
Di hari minggu
Jam-jam yang kosong
Kami tempuh dua belas dosa
Berhadapan dengan Tuhan
Kami jadi tak berdaya
Kupandang pula di depanku
Kelesuan dan kejenuhan yang saling beradu pandang
Wahai, iblis bernama kebosanan
Ini bukan soal kesepian di tengah dua belas dosa
Sebab masing-masing punya pertanggungjawaban
Pergilah!!
Kuseret dosa-dosa itu
Lalu kulindas di bawah salibku
Tuhan II (3 kali sehari menjilat doa)
Pada Tuhan yang memberi pengampunan
Kunikmatilah sebuah istilah bergengsi di era globalisasi penuh polusi
Para dedaun muda memamer buah dada
Tawaran di jalan-jalan
Setelah mencicil pertemuan yang bergulat kedalaman diri
Aku meredakan Rindu dengan mengerti jarak
Lewat kepasrahan menulis sajak-sajak mentah
Tuhan
3 Kali sehari Aku menjilat lembaran doa
Untuk memuaskan ketelanjangan isi berkas kepala yang kosong
Tuhan III (dan Marahku)
“Aku ” Kata Tuhan dikirim ke tempat penciptaannya
Terperangkap dalam rupa Manusia: apa yang menjadi inti munculnya “Aku”?
Tiba pada tempat bernama bumi
Semua tampak terbuka
bisa disentuh dikendalikan sesukamu
Aku:berwujud manusia yang penuh naif mengedepankan ego berujung kebinasaan
Perlahan membawa-bawa mekanisme ajaran sesat
Menyediakan infus otak yang karat lalu terjerumus dari kuasa amarah
mencair dan mendidih dalam kepala
Tuhan IV (dan secangkir teh hangat)
Tuhan yang manis
Sore tadi kau memberikan segelas teh hangat …
Tak lupa, kau campuri pengampunan dan belas kasihan
Atas nama bumi dan isinya
jadikan aku sang Adam dalam penciptaan yang kedua kalinya
Sebab aku tak akan tergoda makan buah terlarang
lewat Hawa yang kudidik secara ajaran-Mu
Tuhan …
Aku jatuh ke 3 kalinya di hadapan-Mu
Tuhan V (dan Gadis)
Menafsir rindu itu seperti mengukur ketakberhinggaan
Di sana Tuhan mengikat gadisku
Janji meruap pada malam-malam suntuk
Berantaikan jarak, lalu jarak
Lalu kemana sampai?
Ia tetap sebuah kerinduan
Di sana Tuhan mengikat gadisku.
*Penulis sering disapa Fellyx . Asal saya Maumere NTT, menamatkan diri di sekolah penerbangan ATC (Halim Perdana Kusuma) Jakarta Timur. Hobinya membaca buku filsafat dan sastra serta sering menulis puisi bertema bebas. Di samping itu menjadi admin di grup puisi NTT.