Jakarta, Vox NTT- Wakil Ketua Komisi IX DPR RI Emanuel Melkiades Laka Lena berbicara soal perlunya kampanye kesadaran komprehensif melalui pendidikan masyarakat untuk mengatasi TB, dengan fokus pada menghilangkan mitos, mengurangi stigma, dan mendorong pengobatan di depan para delegasi dari negara-negara Asia Pasifik, Selasa (2/4/2024).
“Prioritas penjangkauan harus diberikan kepada kelompok rentan,” ujar Melki saat Focus Grop Discussion (FGD).
Kolaborasi antara pemerintah, LSM, tokoh masyarakat, penyedia layanan kesehatan, dan masyarakat sipil termasuk penyintas TB, demikian Melki, sangat penting untuk kesadaran yang efektif, dengan pendanaan memadai dan akuntabilitas sebagai kunci keberhasilannya.
Sementara, pada kesempatan lain sebagai panelis, politisi Partai Golkar yang juga adalah salah satu putra terbaik dari Nusa Tenggara Timur (NTT) itu menjelaskan, Indonesia memberantas TBC pada 2030. Hal ini dengan menekankan pembiayaan inovatif dan prioritas program TB di semua tingkat pemerintahan.
Investasi dalam penelitian TB dan desentralisasi layanan penting untuk memperluas akses pengobatan. Sebagai anggota parlemen Indonesia, Melki mendukung pembentukan Kaukus TBC di Indonesia dengan tujuan mencapai masa depan Indonesia bebas TB melalui tekad, kolaborasi, dan inovasi.
Ia mengatakan, upaya mengeliminasi TB pada 2030 wajib dilaksanakan oleh semua negara termasuk Indonesia, karena kesehatan dan keselamatan rakyat harus diletakan di atas semua kepentingan.
“Salus populi suprema lex esto atau keselamatan masyarakat adalah hukum tertinggi. Artinya kita harus memprioritaskan kesehatan masyarakat di atas segalanya,” tukasnya.
Sekadar informasi, Melki merupakan delegasi Indonesia dalam pertemuan Stop TB Partnership Regional Dialogue di Manila, Filipina pada tanggal 14-15 Maret 2024 silam.
Forum itu diselenggarakan untuk mendiskusikan apa yang telah dan perlu dilakukan lebih lanjut oleh negara-negara Asia Pasifik dalam mengimplementasikan komitmen untuk eliminasi TBC (Tuberkulosis) di tahun 2030.
Penulis: Ronis Natom