Maumere, Vox NTT– Saya sedang duduk di bawah pohon beringin di pelataran Polres Sikka ketika seorang wanita paruh baya berpakaian lusuh masuk ke Pos Jaga SPKT Polres Sikka.
Ia menyerahkan uang lembaran Rp 10.000 kepada petugas yang berjaga.
Si polisi yang tampaknya baru bertugas tersebut terlihat kebingungan. Beberapa polisi lain lantas berteriak “Ina…Ina. Itu Ina kasi uang, terima saja. Nanti kasi di Roni”.
Kejadiannya berlangsung cepat. Perempuan yang dipanggil Ina, yang datang menyerahkan uang pun langsung pergi meninggalkan Polres Sikka sambil membuat gerakan-gerakan aneh.
Belum habis rasa ingin tahu saya seorang polisi lain menyeletuk, “Itu Ina. Dia biasa antar uang ke sini. Kami sudah tahu jadi nanti langsung kasi di Roni yang simpan,” terang salah satu polisi yang tidak diketahui namanya.
‘Uang Rokok’
Roni Rama, yang saya temui sesudah itu mengatakan perkenalannya dengan Ina terjadi sejak tahun 2017.
Kala itu, Ina beberapa kali datang menghampiri Roni dan beberapa rekannya yang sedang duduk di bawah pohon beringin di pelataran Polres Sikka.
“Sering dia datang ajak omong tetapi diberi nasi bungkus dia tidak mau. Dia hanya serahkan uang,” terang Kanit Tipiter Satreskrim Polres Sikka tersebut kepada VoxNtt.com beberapa waktu lalu.
Roni berasal dari Sabu Raijua dan telah bertugas di Polres Sikka sejak tahun 2004. Roni mengaku fasih berbahasa Sabu dan karenanya bisa membangun keakraban dengan Ina yang juga berasal dari Sabu.
“Kebetulan saya bisa bahasa Sabu jadi kami bercerita dalam bahasa Sabu,” terangnya.
Ina menyebut uang pemberiannya sebagai uang rokok. “Dia bilang polisi kan kerja berat jaga keamanan. Jadi rokok harus terjamin. Uang yang dia berikan itu semacam uang rokok,” tutur Roni.
Roni awalnya tentu heran namun setelah memahami kondisi kejiwaan Ina, dirinya pun memaklumi dan memutuskan untuk menyimpan uang pemberian Ina.
Sejak saat itu setiap kali Ina datang menyerahkan uang ke Polres, uang tersebut akan diteruskan ke Roni.
Polisi lainnya, Ferdinandus Yoris yang juga bertugas di Satreskrim Polres membenarkan keterangan Roni.
“Kami disini semua sudah tahu dan saling mengingatkan kalau Ina serahkan uang nanti diteruskan ke Om Roni,” ungkapnya.
Tidak setiap hari Ina datang. Namun, setiap Minggu sekurang-kurangnya satu sampai dua kali, Ina akan singgah di Polres.
Informasinya Ina tinggal di Lorong Ayam, Kelurahan Kota Uneng, Kecamatan Alok. Sehari-harinya Ina diketahui sering mendapatkan uang dari orang-orang yang menggunakan jasanya sebagai tukang urut atau pun tukang cuci.
Hampir Rp 10 juta
“Dia pernah beri uang Rp 300.000. Itu yang paling tinggi. Paling rendah itu Rp 2000,” terang Roni.
Uang pemberian tersebut akan diteruskan ke Roni. Totalnya hampir mencapai Rp 10 juta. Sampai dengan Oktober 2019, total uang yang disimpan Roni adalah sebesar Rp 9.127.000.
Pernah suatu waktu, Roni menyampaikan ke Ina terkait uang yang disimpannya. Tanggapan Ina di luar dugaan.
“Dia tidak tahu soal itu uang. Saya sampaikan tetapi Ina tidak nyambung. Dia hanya mengeluh sedang sakit dan sudah tua jadi mau pulang ke Sabu. Dia butuh biaya dan karenanya mau jual dia punya tanah,” ujar Roni.
Akan tetapi, Ina tidak jadi pulang. Sebaliknya, dia masih terus ke Polres untuk memberikan ‘uang rokok’.
Oleh karenanya, Roni mencoba cara lain melalui kenalan sesama orang Sabu di Maumere dan kepada majelis serta jemaat Gereja GMIT Kalvari Maumere.
“Saya pesan di mereka bahwa kalau ada apa-apa dengan Ina tolong beritahu saya. Kalau dia sakit atau apa. Saya beritahu juga saya ada simpan dia punya uang,” ungkapnya.
Roni belum sempat berkunjung ke rumah Ina. Namun, sampai dengan berita ini diturunkan Ina masih terus mengantar uang ke Polres Sikka.
“Saya sudah beri tahu istri dan anak-anak bahwa uang yang saya simpan itu uangnya Ina,” terangnya.
Penulis: Are De Peskim
Editor: Irvan K