Ruteng, Vox NTT- Pasangan Bupati Manggarai Herybertus G.L Nabit dan Wakilnya Heribertus Ngabut dilantik secara resmi oleh Gubernur NTT Viktor Bungtilu Laiskodat di Aula rumah jabatan Gubernur NTT di Kupang pada Kamis, 26 Februari 2021 lalu.
Pada 26 Februari 2022, pasangan yang akrab disebut paket Hery-Heri ini genap satu tahun memimpin Kabupaten Manggarai.
Dalam setahun kepemimpinan itu, anggota DPRD Manggarai Fraksi Partai Amanat Nasional Edelbertus H.R Ganggut memberikan sejumlah catatan kritis seputar kinerja dan program pemerintah di bawah kepemimpinan Duo Hery tersebut.
BACA JUGA: Satu Tahun Kepemimpinan Hery-Heri, Eber Ganggut Sentil Soal Sampah
Sejumlah catatan itu disampaikan Eber dalam Diskusi Primetime di Studio Radio Manggarai bertema “Kilas Balik Setahun Kepemimpinan H2N”, Rabu (02/03/2022) malam. Adapun sejumlah catatan yang dikemukakan yakni;
Rumah Tidak Layak Huni
Eber menjabarkan, total masyarakat Manggarai yang belum memiliki rumah sampai sekarang berjumlah 7.000 KK. Sedangkan, ada 5.344 rumah tidak layak huni yang belum diintervensi oleh pemerintah.
“Untuk saat ini terkait dengan program revitalisasi rumah Kabupaten Manggarai kurang lebih 11, 25% yang belum diintervensi oleh zaman kepemimpinan sebelumnya. Tahun 2016 dari posisi 74, 96% dan terakhir pada tahun 2020 intervensi pembangunan rumah tidak layak huni di posisi 88,75%,” papar sekretaris DPD PAN Manggarai itu.
“Artinya bahwa untuk mencapai 100% dengan data yang saya sampaikan kurang lebih ada 7000 KK yang belum memiliki rumah. Kemudian kurang lebih 5.344 rumah tidak layak huni yang mau diintervensi oleh kepemimpinan sekarang ini,” tambahnya.
Dalam data yang tertuang dalam RPJMD rezim Hery-Heri, total keseluruhan target intervensi revitalisasi rumah tidak layak huni yakni sebanyak 300 unit rumah untuk setiap tahunnya. Kalau diakumulasi, total selama lima tahun yakni sebanyak 1.500 unit rumah yang harus diintervensi melalui APBD.
Sementara, lanjut Eber, catatan menunjukan bahwa pada tahun 2021, total rumah yang telah dibangun dengan sumber anggaran dari DAK, Provinsi dan DAU yakni sebanyak 265 unit rumah dan tahun 2022 sebanyak 180 unit dari target 300 unit rumah.
“Artinya bahwa kalau di RKT pertama sudah tidak mencapai target maka akumulasi RPJMD beliau sampai dengan 1500 unit yang akan dibangun dalam tenggang waktu 5 tahun akan disangsikan. Itu catatan saya terkait dengan revitalisasi rumah tidak layak huni,” tutur DPRD Dapil Rahong Utara itu.
Kelangkaan Pupuk
Selain menyoroti rumah tidak layak huni, Eber juga menyoroti persoalan kelangkaan pupuk yang terjadi di wilayah Kabupaten Manggarai.
Menurut Eber, produktivitas pertanian Kabupaten Manggarai cenderung menurun. Salah satu faktor besar yang mempengaruhi penurunan produktivitas itu yakni karena kelangkaan pupuk.
Padahal, kontribusi pertumbuhan produk domestik regional bruto (PDRB) dari sektor pertanian di Kabupaten Manggarai mencapai 57%.
“Nah, di tahun 2021, kita punya alokasi pupuk itu sebanyak 6800 ton. Dengan cakupan luas lahan di posisi 45.275, 24 ha. Artinya bahwa cakupan luas lahan senilai 45 ribu hektar yang kemudian di komparasi dengan 6800 tahun tentu tidak cukup. Karena perbandingannya itu satu hektar 400 kg pupuk. Tinggal kalikan saja. Kurang lebih di tahun 2021, kita kekurangan 11.270 ton untuk menjawab kebutuhan luas lahan kita,” tuturnya.
Sementara, pada tahun 2022 cakupan luas lahan di posisi 37.133 hektare tetapi alokasi pupuk di posisi kurang lebih 6170 ton. Dengan demikian, antara luas lahan dengan alokasi pupuk terjadi ketidakaseimbangan sehingga menyebabkan kekurangan sebanyak 8.683 ton pupuk.
“Artinya janji beliau saat kampanye kemarin bahwa setidak-tidaknya kelangkaan pupuk itu tidak ada ya harus bisa terjawab dong. Karena data juga menunjukkan produktivitas pertanian kita cenderung menurun. Faktor utama di sana adalah kelangkaan pupuk. Padahal kita tahu bahwa kontribusi PDRB itu 57% dari sektor pertanian. Itu sakitnya ketika tahun sakitnya tentu harus diobati,” jelas Eber.
Ia pun mengharapkan agar Duo Hery yang sekarang menjabat sebagai Bupati dan Wakil Bupati Manggarai bisa menemukan solusi agar persoalan yang ada bisa diselesaikan.
“Harapan Kita untuk kepemimpinan beliau sekarang ini ada kebijakan yang extra ordinary yang bisa mendatangkan pupuk di Kabupaten Manggarai dengan tingkat kebutuhan dan cakupan luas yang ada. Ini menjadi PR penting sehingga grafik seperti yang saya sampaikan tadi bahwa tingkat produksi pertanian masyarakat Menggarai itu cenderung menurun. Apalagi kita sekarang ini sudah berkontraksi di posisi 0,79 akibat pandemi. Pertumbuhan ekonomi kita sekarang ini 4,7% dari 5,2. Nah ini menjadi PR dan harus ada solusinya,” ungkap Eber.
Senada dengan Eber, Ketua GMNI Cabang Manggarai Eman Suryadi juga mengharapkan hal yang sama. Kata dia, Pemda Manggarai mesti berpikir serius untuk menyelesaikan persoalan yang ada.
“Manggarai sejak tahun 2021 dan bahkan sebelum itu mengalami masalah kelangkaan pupuk. Di Tahun 2022 juga berpotensi demikian. Alasan yang muncul di publik soal kelangkaan pupuk ini adalah porsi yang didapatkan oleh pemerintah daerah Kabupaten Manggarai yang terbatas. Pemda harus mampu pecahkan persoalan ini,” harap Eman.
Sementara itu, Ketua PMKRI Cabang Ruteng Nardy Nandeng menjelaskan, persentase masyarakat Manggarai yang menggantungkan hidup pada sektor pertanian itu cukup banyak.
Namun, para petani kerap kali berhadapan dengan persoalan kelangkaan pupuk sehingga menyebabkan produktivitas yang menurun setiap tahunnya.
“Persoalan ini sudah terjadi sejak lama. Pemda mesti berpikir serius. Apalagi, salah satu komitmen dari Bupati dan Wakil sekarang adalah mengatasi kelangkaan pupuk. Kita berharap agar solusi itu tidak hanya di mulut saja melainkan direalisasikan supaya tidak ada lagi keluhan serupa,” tutup Nardy.
Sebagai informasi, kegiatan Diskusi Primetime yang digelar di Studio Radio Manggarai tersebut menghadirkan tiga narasumber yakni Eber Ganggut, anggota DPRD NTT Fraksi PAN, Nardi Nandeng Ketua PMKRI Cabang Ruteng dan Eman Suryadi Ketua GMNI Cabang Manggarai. Diskusi bertema ‘Kilas Balik Setahun Kepemimpinan H2N’ itu disponsori oleh Global Trans.
Penulis: Igen Padur
Editor: Ardy Abba