*)Puisi-puisi Melkisedek Deni
Mahasiswa STFK-Ledalero tinggal di Unit Mikhael
Penebus Zaman Ini
Hasrat memang harus dibayar lunas
Bila tidak, kau ‘kan menjerit seumur waktu
Bila dibayar, boleh iya
Tidak sampai diadili
Hasrat memang harus dibayar cepat
Bila tidak, kau ‘kan mengutuk keadaan
Bila dikabul, boleh buat
Tidak sampai sebebas-bebas
Hasrat memang dilunas secepat
Bila tidak, kau ‘kan menghamili dusta
Bila diiya, boleh puas
Tidak sampai ditobat HIV/AIDS
Sungguh misinya sangat mulia,
Dan tuan atas segala virus penebusan.
Pelita Dalam Philips
“Kemana Kemerdekaan, Pak?”
Jeritan kaum kodok yang terbisu dalam tempurung.
Kami pernah lihat sepintas batang hidung kemerdekaan itu.
Mungkin mau promosi ‘saja’.
Kita lihat para zombie memangsa suara dan nafas bangsa
Tiada yang kenyang meski selalu dikenyangkan.
Sedang kita setia memupuk merdeka di bawah redep-redup alang pelita
Tak tentu dijual murah bermeterai ‘ilegal’.
Bila
Apa yang maha- dari siswa/i?
Bila melarikan diri dari maha-
Bila rajin mengandung kelaliman
Merampas keringat darah orangtua
Bila belajar bisnis ‘obral murah’
Belum paham istilah ‘gulung tikar’
Bila berusaha lelangkan aborsi
Bila air diganti dengan arak
Bila buat diri bak rumah modern.
Mabuk Di Oktober
Dalam barisan kata-kata kita
Tiada ruang tuk bersua rasa
Mesti seharusnya dilunas cepat
Tiada dedaunan lenyap di udara.
Kemarau bulan september,
Dilenyapkan segala niat tuk bermekar
Payung pemabuk rindu tertantang badai harapan
Kemarau bulan september,
Disejarahkan segala nyanyian doa tuk abadikan
Selimut pemeluk waktu berujar kurang ajar.
Kemarau bulan september,
Ditelan pori-pori bumi segala ucapan ‘kan satu atap payung nanti.
Segeralah tamat episode ini
Alaram 19:17
Dering itu,
Berlabuh di dermaga waktu.
Meneduh bi bawah payung terthabis itu.
Dengan apik rindu jadi sepermainan.
Kita terlampau asyik menari di atas kata-kata yang tiada keluh bercerita.
Pada dering nan polifoni,
Telah diabadikan payung tersucikan itu.
Entah dureng pun kemarau,
Tetalah dia dinggenggam erat.
Kita telah tercatat dalam angka mulia,
Berkidunglah tatkala dering mulai membangunkan kita.
***