Borong, Vox NTT-Hutan Mangrove yang mengitari sepanjang bibir Pantai Borong, Kabupaten Manggarai Timur menampilkan pemandangan yang eksotik. Pasalnya kawasan pepohonannya  jenaka. Liukkan dedaunan ditingkah semilir angin laut memuaskan dahaga mata. Tak pelak, pepohonan yang langkah itu  awet terjaga.

Siang hari siulan burung-burung terdengar merdu. Seperti melodi orkestra. Amat menghibur.  Bila senja merayap angsa-angsa putih bertengger manja di beberapa dahan pohon itu,  usai mengais  makan di danau Rana Lobha dan persawahan sekitar. Sambil tertengger mereka mengelus bulu-bulunya. Di kejahuan arah barat sunset mulai perlahan turun. Pantulan sinar keemasan merona. Sungguh menakjubkan.

Pada bahu dermaga, sisi kiri-kanan sejumlah orang mincing ikan. Mereka duduk santai sambil menjagakan alat pancinganya.  Ada juga anak-anak remaja menepihkan sepeda motor dan berselfi ria di pantai itu. Nelayan-nelayan mulai turun melaut setelah memasarkan hasil tangkapanya kepada mama-mama lele.

Berada di bibir Pantai Borong saat petang menjelang, sungguh terhibur.Seakan-akan terbang melayang pada tingkat ekstase kepuasan batin yang luar biasa. Lelah raga bisa terpuaskan. Sebab ketika kita duduk bermenung di bibir pantai itu, sambil  menyaksikan butiran ombak pecah  menampar tanggul dan tiang dermaga alam bawa sadar kita  terhentak. Ada getaran yang membersitkan harapan,  ada guratan kekaguman merekam asa  dari bahasa alam setempat.

Bila  menoleh ke  arah kiri kita dapati  deretan batu alam dengan segalam macam akuistiknya. Juga dedauanan yang yang tumbuh berkanjang di atas  bahu tanjung yang menjorok ke laut. Pendek kata Pantai Borong dengan rona jenaka pemandangan alam memberikan kepuasan batin yang luar biasa.

Namun pantai  dengan segala pesonannya itu belum terurus dengan baik. Masih pakai metode lama. Tunggu ada event atau moment-moment tertentu baru didandani. Padahal Pantai dengan segala keragaman alamnya tersebut menjadi aset yang kaya makna. Bukan hanya bagi wisatawan, para usaha kuliner, tetapi bagi daerah Manggarai Timur itu sendiri.

Memang hingga saat ini belum masuk kategori  ada apa-apanya. Sebab semuanya masih berserakkan dengan desain kepentingan event semata. Kita akan rasakan   ketika event berlangsung pantai itu gegap gempita dengan segala ragam tampilannya. Tetapi  riuh redah gebiar di pantai itu akan redup saat event berakhir. Fasilitas yang ada pun merana tak terurus. Para usaha kuliner hanya  bertahan beberapa minggu usai event itu berlangsung, namun selalu berakhir pedih. Mereka akhirnya angkat kaki sambil menenteng cemas.

Adalah Yos Marto, seorang arsitek Manggarai Timur. Arsitek yang sudah terlanjur jadi PNS di Pemkab Matim ini memiliki  kepedulian. Punya mimpi besar tentang pantai Borong. Ia sudah mendesainya. Mimpinya sangat mulia. Menurutnya potensi Pantai Borong jauh lebih berjiwa, bermakna apabila dikemas dengan baik dan  menjadikan Pantai Borong sebagai ikon pariwisata Manggarai Timur.

Mimpinya bukan tanpa alasan. Sudah lama ia memendam harapan, menitih buih untuk menghidupkan pantai Borong. Setidaknya  patena indah berbalut rupiah itu tidak lekang dibilas waktu. Tidak tidur karena kelalaian ‘pemiliknya.’

Untuk mewujudkan mimpi-mimpi indah itu, di bawah liukkan dahan-dahan mangrov ia berhening. Membiarkan alam bawah sadarnya melukis kanvas kehidupan.  Ia bermenung  dalam  imajinasi yang “sesak”. Pada petak waktu yang damai,  di hadapan layar laptopnya ia melukis harap pada pendar sunset senja di Pantai Borong itu.

“Saya sudah mendesain seluruhnya.Pelan-pelan kita racik bersama hasil olah rasa saya ini. Perlu kerja sama lintas sektor. Kita jadikan Pantai Borong dengan mangrove yang ada ini sebagai  kekhasanpariwisata di wilayah kita,” katanya.

Menurutnya, tidak sulit untuk mengurusnya. Asalkan semua perangkat terkait punya pemahaman yang sama. Punya kepedulian dan keprihatinan. Punya perspektif rasional dan progresif.Dengan itu maka semua desain yang sudah saya siapkan bisa ditularkan secara baik.

Sejauh ini, terangnya, keterlibatan jajaran terkait  masih sekenanya saja. Masih sebatas moment dengan kontribusi  masal.Keterlibatan demikian belum sampai pada esensi yang sesungguhnya. Semestinya setiap tahun dalam porsi yang pantas  kita meracik bersama tahap demi tahap. Sebab semangat bersama dan sama-sama kerja  berimbas pada hasil yang memuaskan bersama juga.

Memang jauh sebelum narasi kecil ini diserbaluaskan melalui media, sejak masa kepemimpinan Drs. Yoseph Tote-Agas Andreas, SH.MHum, pemberdayaan pantai Borong mendapat perhatian. Namun belum  terukur dan berkelanjutan. Kita harapkan di masapemerintahan Ande Agas-Stefanus Jaghur, Pantai Borong semakin cantik didandani. Makin menukik pemberdayaannya, fasilitas dikemas dengan apik bukan hanya pada moment-moment tertentu tetapi menjadi agenda tetap melalui kucuran dana yang memadai.  Penataan yang apik,  terencana, terstruktur dan berkelanjutan. Bukan seperti sebelumnya.Tunggu apalagi. So pasti kita akan dapat hasilnya. Semoga!

Penulis: Kanis Lina Bana