Borong, Vox NTT- Sudah 77 tahun Indonesia merdeka. Selama itu pula warga Kampung Wae Waru, Desa Golo Mangung, Kecamatan Lamba Leda Utara, Kabupaten Manggarai Timur merindukan hadirnya penerangan listrik.
Mereka tak beda dengan masyarakat kebanyakan yang ingin merasakan dampak positif di balik kehadiran listrik.
Tahun 2021 lalu, warga setempat mulai bernapas lega. Sebab, desas-desusnya hadirnya listrik mulai merebak di Kampung Wae Waru.
Di tahun itu pula banyak vendor instalatur listrik sudah mulai wara-wiri di Kampung Wae Waru. Mereka membawa beragam modus kampanye demi mendapatkan pelanggan pemasangan meteran listrik.
Kala itu banyak vendor yang masuk, bahkan mereka langsung melakukan instalasi di rumah-rumah warga. Setelahnya, vendor menagih uang down payment (DP) sebesar Rp 1 Juta.
Salah satu perusahaan instalatur yang hingga kini masih membekas di hati masyarakat Kampung Wae Waru ialah PT Bratomo Putra dengan pelaksana lapangan, Yuliana Habiba. Nama perusahaan ini membekas di hati, ada pasalnya.
Tu’a Teno Wae Waru, Silvester Bruno, mengaku sedikitnya 80 Kepala Keluarga (KK) yang menjadi pelanggan PT Bratomo Putra pada tahun 2021 lalu. Kala itu, setiap rumah yang menjadi pelanggannya menyetor uang DP sebesar Rp 1 juta dari harga meteran listrik Rp 2.150.000.
Penantian panjang dua tahun untuk pemasangan meteran listrik tampaknya masih menjadi mimpi buruk bagi warga. Sebab pihak PT Bratomo Putra belum memasang meteran listrik, meski sudah menyetor uang DP sebagaimana janji sebelumnya dan akan lunas setelah meteran terpasang.
Silvester tak hanya omong belakang. Kepada awak media, ia menunjukan contoh kwitansi pembayaran DP yang diberikan oleh Kosmas Mbojak sebesar Rp 1 juta kepada utusan PT Bratomo Putra, Yuliana Habiba.
“Mengapa kami masyarakat kecil ditipu begini? Sebab dua tahun kami menunggu, ibu Lili (Yuliana Habiba) tak kunjung pasang meteran kami. Padahal kami sudah stor uang DP,” ujar Silvester saat ditemui awak media di Kampung Wae Waru, Jumat (20/01/2023) malam.
Belum lama ini, kata dia, PT Bratomo Putra datang hanya memasang 8 meteran dari total 80 pelanggannya di Kampung Wae Waru. Sementara yang lain belum terpasang.
“Ini kami kecewa pak, belakangan mereka tagih lagi 400 ribu untuk uang token, sementara administrasi kami dan uang DP mulai tahun 2021, ada apa dengan penipuan ini?” tukas Silvester.
Pada tahun 2021 lalu, Silvester dan warga yang lain tidak menaruh curiga dengan PT Bratomo Putra bahwa bakal terjadi masalah dalam pemasangan meteran listrik. Sebab, selain janji “angin surga” kepada pelanggan, juga karena Yuliana Habiba jalan dengan Kepala Desa Golo Mangung saat menggaet pelanggan.
“Waktu itu dia datang dengan Kepala Desa Golo Mangung. Waktu itu saya langsung percaya,” kata Silvester.
Miris memang, sebab sebagian rumah di Kampung Wae Waru dari vendor lain tampak sudah menyala. Sementara sebagian besar pelanggan PT Bratomo Putra belum ada tanda-tanda pemasangan.
Karena itu, Silvester berharap agar pihak PT Bratomo Putra segera datang memasang meteran listrik. Atau jika tidak, segera mengembalikan uang DP mereka yang sudah disetor.
Sementara itu, hingga berita ini dirilis utusan PT Bratomo Putra belum berhasil dikonfirmasi. Beberapa kali dihubungi melalui nomor telepon selulernya, namun tetap tidak aktif.
Penulis: Ardy Abba