Ruteng, Vox NTT- Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Ruteng, Kabupaten Manggarai, Nusa Tenggara Timur, terus mengalami peningkatan jumlah pasien. Namun pertambahan jumlah pasien itu tidak seimbang dengan jumlah tenaga kesehatan (Nakes) yang ada.
Pada satu sisi para Nakes di RSUD Ruteng juga memiliki keterbatasan terutama dari segi pembagian shift, sehingga pelayanan nyaris kurang maksimal.
Kondisi tersebut pun memancing komentar Wakil Ketua DPRD Manggarai Fraksi Partai Golkar, Simprosa Rianari Gandut alias Osi Gandut.
Osi mengatakan, RSUD Ruteng perlu penambahan jumlah Nakes yang harus segera direspons oleh Pemda Manggarai melalui Dinas Kesehatan (Dinkes).
Sebab, kata Osi, satu orang Nakes tidak mungkin bisa melayani puluhan pasien dengan intensitas kerja yang tinggi.
“Contoh ada beberapa ruangan yang pasiennya banyak tetapi Nakesnya satu. Bagaimana dia mau memberi pelayanan maksimal kalau kondisinya seperti itu,” kata Osi kepada wartawan di ruangan kerjanya, Senin (9/10/2023).
Osi juga mengaku bahwa ia pernah menyaksikan sendiri bagaimana kondisi ruangan Instalasi Gawat Darurat (IGD) di RSUD Ruteng yang penuh dengan pasien rujukan. Tetapi ketersediaan Nakesnya hanya sedikit, sehingga pelayanannya berjalan kurang maksimal.
Untuk itu, ia meminta Dinkes segera mendistribusikan lagi Nakes ke RSUD Ruteng demi pelayanan kesehatan yang lebih baik.
“RSUD Ruteng ini kan Rumah Sakit Rujukan. Manggarai Barat dan Manggarai Timur rujuk kesini, sehingga full kita. Sementara kesiapan Nakes hanya sedikit,” ujar Osi.
“Di IGD itu hanya ada dua orang Dokter. Kalau malam Dokter itu pun melayani pasien di ruangan lain yang juga butuh perawatan malam. Terus perawat hanya tiga orang, bidan dua orang, pasien banyak. Satu Nakes bisa melayani sembilan sampai sepuluh pasien. Lantas bagaimana mau maksimal,” tekan Osi menambahkan.
Karena itu ia mendesak Dinkes segera merespons kondisi ini.
Singgung Pemberlakuan Khusus
Lebih lanjut Osi menyinggung soal pemberlakuan khusus bagi para Nakes ASN yang ditugaskan di RSUD Ruteng.
Ia bilang, di RSUD Ruteng sepertinya masih ada ASN yang diberlakukan khusus. ASN itu hanya mengambil 3 hari tugas di RSUD Ruteng dan setelah itu lanjut bertugas ke Rumah Sakit Santu Rafael Cancar.
“Oh ini tidak benar. Saya tidak mau ada pemberlakuan khusus seperti itu. Mau dia anak bupati ke, anak wakil bupati ke, anak DPR ke, anak presiden ke, pokoknya saya tidak mau ada pemberlakuan khusus. Kita lagi butuh Nakes loh sekarang. Masa seorang ASN diizinkan cari tambah penghasilan di Rumah Sakit lain. Oh tidak,” tandas wanita yang kembali diusung Partai Golkar ke Caleg DPRD Provinsi itu.
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Manggarai, Bertholomeus Hermopan mengatakan pihaknya sudah mengetahui kondisi yang terjadi di RSUD Ruteng.
Karena itu, ia setuju dengan komentar Anggota DPRD Osi Gandut terkait penambahan Nakes.
Tetapi tentu harus sama-sama berupaya dari sisi penganggaran agar pihaknya bisa secepatnya mendatangkan Nakes yang berkompoten.
Menurut Kadis yang biasa disapa Tomy itu, kekurangan Nakes bukan hanya terjadi di RSUD Ruteng saja tetapi juga di puskesmas-puskesmas di Manggarai termasuk Rumah Sakit Pratama Reo.
“Saya setuju tambah Nakes, terutama Dokter. Tapi anggarannya kita harus pikir sama-sama karena banyak yang masih kurang juga. Untuk yang di RSUD Ruteng biarkan mereka berbenah. Akhir-akhir ini memang pasien cukup banyak,” jelas Tomi.
Sementara terkait pemberlakuan khusus para ASN yang disentil Osi, ia mengaku tidak mengetahui persis karena urusan pembagian sif adalah kewenangan Direktur RSUD Ruteng, bukan Dinkes.
Namun, kata Tomy, informasi itu sekbenarnya tidak ada karena ia sudah pernah berkordinasi langsung dengan ASN bersangkutan ternyata mereka ambil waktu sore setelah semua tugas di RSUD Ruteng selesai.
“Kalau itu mungkin tidak ada. Ibu Osi pernah tanya saya tentang ASN bersangkutan. Tetapi setelah saya konfirmasi dengan Direktur Rumah Sakit Cancar ternyata mereka kerja sore setelah dinas di RSUD Ruteng,” begitu Tomy bilang.
Kontributor: Berto Davids