Ruteng, Vox NTT- Bangunannya tampak berdiri kokoh dengan arsitektur cukup megah.
Kendati kebisingan di sekitarnya cukup tinggi, namun dari jauh bangunan lantai dua itu terpancar sari-sari keindahan.
Itu terutama karena gedung itu sengaja dirancang lebih megah, ketimbangan bangunan lain di sekitarnya.
Namun sayang, gedung yang berada di tengah Pasar Inpres Ruteng, Kabupaten Manggarai itu hingga kini mubazir.
Kendati gedung baru itu terlihat megah, namun para pedagang tampaknya enggan menyewa.
Padahal, berdasarkan informasi yang diperoleh media ini menyebutkan, proyek pasar dua lantai yang dibangun tahun 2013 menggunakan dana alokasi khusus (DAK) itu telah menelan anggaran sebesar Rp 2.388.612.600.
Pantauan VoxNtt.com, hampir puluhan pintu ruko di lantai dua bangunan di bekas terminal kota Ruteng itu masih terkunci rapat, tidak ditempati penjual.
Parahnya lagi, lantaran tak ditempati pedagang lorong sekitar satu meter bagian luar ruko-ruko itu tampak kumuh dan kotor.
Di sepanjang pelataran ruko terlihat tumpukan sampah yang sudah melapuk, hitam dan berbau.
Ada juga bangkai hewan bahkan kotoran manusia terserak di beberapa sudut area ini. Keadaan ini semakin keruh, ketika air hujan masuk dan menggenang di dalamnya.
Yanto, pedagang yang ditemui di sekitar lokasi mengaku ruko-ruko yang berderetan di lantai dua tersebut ditinggalkan lantaran tak pernah dikunjungi pembeli.
“Tidak ada yang datang beli, makanya mereka malas dan pindah semua,” katanya kepada wartawan, Senin (3/4/2017).
Sejak ditinggalkan pedagang, kata Yanto, ruko-ruko tersebut mulai tak terurus. Orang leluasa membuang sampah bahkan membuang kotorannya sendiri di tempat itu.
“Itu makanya bau sekali di atas itu,” pungkasnya.
Sebab itu, ia berharap pemerintah segera mengambil langkah cepat agar ruko-ruko tersebut dapat kembali dimanfaatkan. Ia tak mau keadaan ini terus dibiarkan tanpa ada respon dari pemerintah.
“Kita tunggu apa respon pemerintah. Apa dibiarkan atau dibenahi. Tapi kalau dibiarkan, ruko-ruko ini pasti hancur dengan sendirinya karena tidak dipakai,” imbuhnya.
Sementara hingga berita ini diturunkan, Kepala Dinas Perdagangan Manggarai Burhan Venansius belum berhasil dikonfirmasi. Dihubungi melalui pesan singkat, Burhan belum merespon. (Ferdiano Sutarto Parman/VoN).