Ruteng, Vox NTT- Universitas Katolik Indonesia (Unika) Santu Paulus Ruteng mewisudakan 752 sarjana dan diploma dari bebarapa fakultas, di antaranya fakultas pendidikan, kesehatan, dan pertanian dan peternakan di Aula Assumpta Paroki Katedral Ruteng pada Sabtu (11/11/2023) pagi.
Ketua Yayasan St. Paulus RD. Ledobaldus Roling Mujur dalam sambutannya mengingatkan makna menjadi komunitas akademik yang transformatif, kolaboratif, dan berkarakter. Menjadi komunitas adalah perjuangan sepanjang jalan tak berujung.
“Pada hari ini kita akan menyaksikan bagaimana anak-anak muda di hadapan kita akan diwisuda. Satu alur dan plot kisah mencapai puncak dan berakhir hari ini. Alur dan plot lain mulai mengetuk pintu,” kata RD. Ledobaldus.
Ia mengungkapkan, tema wisuda kali ini yakni “Menjadi Sarjana dan Ahli Madia Abad 21 yang Transformasi, Kolaboratif dan Berkarakter”.
Dikatakan, Unika Santu Paulus Ruteng adalah kumpulan orang dengan latar belakang kehidupan, paradigma dan sentimen yang beraneka ragam.
Karena itu, menjadi komunitas berarti menyelaraskan semua keanekaragaman tersebut. Butuh kerja keras, kerja sama, dan kerja cerdas untuk mewujudkan mimpi menjadi komunitas yang mumpuni.
“Jika perjuangan dasar ini terwujud, maka Unika benar-benar akan menjadi lembaga yang melahirkan dan membawa transformasi yang signifikan,” tandas RD. Ledobaldus.
Ia mengatakan, Unika Ruteng akan menjadi lembaga yang memiliki posisi tawar yang layak untuk berkolaborasi dengan siapa pun atau lembaga apapun. Unika Ruteng juga akan menjadi lembaga yang kuat dalam karakter dan melahirkan lulusan-lulusan yang berkarakter kuat.
Ia menerangkan, Abad 21 biasa juga disebut sebagai era pengetahuan. Pengetahuan menjadi kunci untuk hidup. Dengan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi, pengetahuan yang dulunya mahal dan eksklusif menjadi ramah dan terbuka.
Siapa pun bisa mengakses pengetahuan tanpa batas asalkan mau belajar. Konsekuensinya sangat besar. Siapa pun dimungkinkan untuk mengetahui apa pun, baik dan buruk.
Tidak perlu menjadi mahasiswa jurusan pertanian untuk menjadi ahli budi daya jagung, tetapi juga tidak perlu menjadi mahasiswa teknik nuklir untuk menjadi ahli membuat bom.
“Ini adalah dua sisi dari mata uang: Peluang atau tantangan. Manfaat atau bencana,” jelas RD. Ledobaldus.
Hal ini menurut dia, adalah tantangan dan peluang untuk dunia pendidikan umumnya dan Unika Santu Paulus Ruteng khususnya.
Unika dituntut untuk melahirkan sarjana dan ahli madya yang kompeten di bidangnya sekaligus sarjana dan ahli madya yang membawa terang dan harapan bagi masyarakat.
“Hemat saya, kunci dari semuanya adalah karakter. Dunia membutuhkan bukan hanya seorang ahli, tetapi juga seorang ahli berkarakter kuat,” katanya.
Ia menambahkan, Unika Santu Paulus menanamkan karakter cinta Tuhan, cinta akan pengetahuan, cinta sesama manusia dan cinta tanah air.
Mencintai Tuhan berarti mencintai kebenaran. Karakter dasar ini mendorong mahasiswa untuk mencintai pengetahuan yang menjadikan mereka ahli di bidangnya.
Selanjutnya, keahlian yang dimiliki diaplikasikan dalam hidup di tengah masyarakat.
Kecintaan akan tanah air dan sesama manusia mendorong orang untuk mengabdikan hidup demi bonum commune. Dengan karakter yang terbangun kokoh.
Lulusan Unika Ruteng menurut dia, siap menjadi ahli-ahli yang terjun ke tengah masyarakat untuk membangun negeri ini.
Mereka siap berkompetisi sekaligus berkolaborasi dengan ahli lainnya.
Selanjutnya, mereka akan siap menghadirkan perubahan-perubahan penting di tengah-tengah kehidupan masyarakat.
Ketua Badan Pengurus Yaspar itu kemudian menyampaikan harapannya antara lain; Pertama, mempraktikkan nilai-nilai pendidikan yang telah diterima selama kuliah di Unika Ruteng ke tengah masyarakat. Jadilah sarjana dan diploma yang transformatif, kolaboratif, dan berkarakter.
Kedua, arumkan nama lembaga ke mana pun para lulusan pergi. Biarkan masyarakat berkata, lulusan Unika Ruteng memiliki karakter yang baik, mampu menghadirkan transformasi, dan bisa menjadi rekan kerja/usaha yang berkualitas.
“Kita semua telah melewati proses yang cukup panjang dan melelahkan. Banyak pihak telah terlibat, langsung atau tidak langsung,” tegas RD. Ledobaldus.
Di akhir sambutannya, ia kemudian memyampaikan terima kasih kepada seluruh pihak. Pemerintah, dari pusat sampai ke daerah, kementerian pendidikan tinggi dan L2 dikti wilayah 8, Keuskupan Ruteng, paroki-paroki, lembaga-lembaga sekolah, dan seluruh civitas akademika Unika Santu Paulus Ruteng.